
Mohon maaf sebelumnya, jika dalam catatan ini ada kata-kata yang kurang tepat atau kurang berkenan di hati Saudaraku. Sebuah usaha untuk 'Ngonceki' pesona Sang Terate, sudah lama sekali ingin saya abadikan dalam tulisan yang, mungkin, karena keterbatasan ilmu ini, selalu saja tertunda.
Ingin sekali rasanya berjumpa dengan beliau, Pendiri serta para Penegak Setia Hati Terate, untuk ngudi kaweruh langsung tentang indahnya makna 'Terate' yang melegenda ini.
Tapi, keinginan itu sepertinya harus terkubur dalam hati, karena mereka sudah banyak yang kembali ke sisi Yang Maha Sempurna.
Semoga catatan ini mendapat perhatian dari para warga PSHT yang 'sepuh' ilmunya, sehingga menyumbangkan ilmu untuk perbaikan selanjutnya.
Semoga Bermanfaat...
Ngonceki (mengupas) Pesona Sang Terate itu seperti kita membuka buku. Setiap lembarnya tersimpan sejuta ilmu.
Kenapa harus TERATE?
Sekarang andai saja yang dipakai adalah nama binatang seperti Macan, sehingga menjadi Persaudaraan Setia Hati Macan. Tentu itu akan menggambarkan keangkeran, ganas, dan ditakuti.
Tidak Saudaraku, orang SH itu justru amat jauh dari sifat angker, ganas, dan ditakuti.
Sekarang, andai Persaudaraan Setia Hati Onta? hemmm, jangan bercanda ya!!! itu mungkin kalau lahirnya SH di Padang Pasir..
Lalu, kalau tanaman?
Kenapa tidak Setia Hati Mawar, misalnya?
Mawar itu bunga yang sangat indah dan harum sekali baunya, tapi kalau kita dekati bisa saja kita akan tertusuk duri tajamnya.
Tidak Saudaraku, itu akan menggambarkan pribadi yang indah pada dzahirnya, namun setelah orang-orang mendekati, ia akan menusuk, menyakiti setiap orang yang mendekatinya. Apalah arti keindahan dzahir, tapi hatinya menyakitkan?
Setiap lembar buku Terate berisikan ilmu yang indah, membuat siapapun yang memilikinya akan memiliki pribadi yang indah pula.
Akar Terate, tak pernah mengeluh meski ia harus mencari 'makan' di lumpur maupun di daratan. Ia tetap mensuplai gizi untuk keindahan tubuhnya. Begitu juga manusia 'Terate' di manapun ia berada seharusnya selalu menyerap/ menambah ilmu, karena dengan ilmulah manusia akan mencapai derajad kemuliaan hidup. Ayo memohon untuk selalu diberi semangat menuntut ilmu.
Daun Terate, berwarna hijau dan lebar (jembar). Mengisyaratkan kepada para warganya untuk selalu mencintai dan menjaga perdamaian, Njogo katentreman ing dunyo. Keberadaannya selalu menentramkan, minimal tidak meyebabkan kerusuhan.
Dadi manungso kang jembar dadane. Memiliki sifat pemaaf, tidak mudah terbakar amarah, dan sabar. Insyaalloh kita mampu menjadi pribadi yang digambarkan daun terate. Amin..
Tangkai bunga Terate, yang tampak tegak kokoh, namun sebenarnya tidak memiliki galih, alias bolong tengahnya seperti sedotan, yang sangat rapuh dan mudah patah (Getas). Mengingatkan para warganya untuk menyadari betapa rapuhnya manusia. Meskipun tampak gagah dan berdiri tegak, sebenarnya manusia itu sangat lemah. Laa Haula Walaa Quwwata illa Billah.
Dengan demikian, seharusnya muncul kesadaran betapa bodohnya manusia yang sombong, merasa super, dan merasa tak terkalahkan. Poro wargo, poro siswo, ojo kumaluhur, tumindako kang persojo. Ojo adigang, adingung, lan adiguno.
Semoga kita terlindung dari sifat buruk tersebut. Amiin..
Bunga Terate;
1. Warna dan baunya tidak terlalu mencolok, tetapi indah dipandang dan harumnya menenangkan. Mengisyaratkan kepada para warganya bahwa untuk mendapatkan simpati dan pengakuan tulus manusia itu tidak perlu menggunakan cara yang berlebihan. Harus naik mobil mewah, pakaian sutera, singgasana, dan segala macamnya. Justru dengan kesederhanaan dan keharuman budi, kita akan dihormati dan dicintai dengan tulus ikhlas. Yaa Robby, indahkanlah budi pekerti kami...
2. Kuncup, setengah mekar, dan mekar. Mengingatkan kepada para warganya bahwa kita harus melebur dalam persaudaraan. Miskin, cukup dan kaya tidak layak untuk memecah belah ukhuwah yang indah ini. Hapus rasa perbedaan yang membuat orang merasa diagungkan sedang yang lain merasa diremehkan. Kita adalah satu yang terus bersatu dalam samudera persaudaraan.
3. Entah siang, malam, pagi, atau sore, bunga Terate selalu menghadap ke atas. Tidak seperti bunga matahari yang doyong sana doyong sini. Ini adalah PUNCAK ILMU TERATE. Mengajarkan kepada para warganya bahwa setiap saat harus selalu menghadapkan HATI pada Tuhan Yang Maha Kuasa dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun. BENAR!!! INI ADALAH PUNCAK ILMU TERATE.
Poro Kadhang SHT,
Subhanalloh, ternyata begitu indah ajaran TERATE yang selama ini kita abaikan. Kita sibuk mendalami ilmu kadigdayan tanpa pernah meluangkan waktu untuk mengkaji ilmu ke-SH-an.
Untuk Panjenengan yang mungkin masih terlupa dengan ajaran luhur ini, selamat menyelami lautan hikmah dan semoga mampu mencapai derajat orang yang 'SETIA HATI TERATE'. Amin.
Hanya ini yang bisa saya sampaikan. Wallohu'alam.
''salam persaudaraan'' memang benar dan saya setuju sekali dgn pendapat anda,,
BalasHapus''salam persaudaraan''
BalasHapussangat berm,anfaat= bagi saya ,, salam persaudaraan
BalasHapus