Rabu, 13 Juni 2012

Kecelakaan Latihan, Salah Siapa?

Sugeng sonten poro kadhang SH Terate sedayanipun,
Beberapa hari yang lalu, di sebuah ranting di daerah Lampung terjadi kecelakaan dalam latihan. Korbannya adalah seorang siswa remaja di tingkat hijau. Rasanya tak perlu disampaikan bagaimana kronologis kejadian, karena tulisan ini hanya saya fokuskan untuk membangkitkan kesadaran kita bersama.
Kecelakaan dalam latihan memang bukan sekali ini saja terjadi. Di berbagai tempat di seluruh penjuru tanah air, bahkan di semua perguruan bela diri pasti pernah mengalami kejadian yang sama, kecelakaan latihan.
Hal ini menarik perhatian saya untuk mengkaji dan memberikan sedikit informasi bagi seluruh pelatih khususnya dan warga PSHT umumnya.

Pertama mari kita ketahui dulu beberapa penyebab kecelakaan dalam latihan:
1. Pelatih yang keras, namun kurang memperhitungkan kondisi siswa;
Latihan pencak silat memang harus keras. Karena dalam pertarungan tak akan pernah bisa diduga, lawan lebih lemah atau kuat. Jadi seorang pesilat memang dididik untuk memaksimalkan potensi dirinya dengan latihan yang cukup keras. Agar tetap mampu bertahan dalam segala situasi.
Pelatih pun dituntut untuk tidak mudah berbelas kasih kepada siswa, karena mengasihi siswa secara berlebihan justru sama dengan membunuhnya secara perlahan.
Namun, kerasnya seorang pelatih harus tetap berada dalam koridor yang diperkenankan. Harus tetap memperhitungkan kondisi siswa. Ataukah sakit, sedang ada masalah, atau belum siap secara fisik dan mental untuk menerima jurus, teknik maupun sambung.
Seorang pelatih yang kurang perhitungan akan cenderung memukul rata siswa dalam latihan. Menganggap semua siswa layak diperlakukan sama kerasnya. Hal inilah yang biasanya memicu terjadinya kecelakaan dalam latihan.

2. Siswa yang kurang berhati-hati dalam latihan;
Pelatih sudah bijak memperhitungkan kondisi siswa dan melatih siswa sesuai kemampuan masing-masing siswa. Tapi siswa masih kurang berhati-hati/sembrono dalam mengolah gerakan yang diinstruksikan pelatih. Inipun menjadi penyebab kecelakaan dalam latihan.

3. Hukum karma atas tindakan yang tak terpuji.yang telah dilakukan oleh siswa yang bersangkutan.
Hukum timbal balik selalu saja terjadi. Orang yang senantiasa berbuat kebaikan akan terjaga dari marabahaya dan mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat. Dan orang yang gemar melakukan tindakan tidak terpuji, cepat atau lambat akan mendapat hukuman atas tindakannya yang tak terpuji tersebut. Setia Hati selalu mengingatkan hal itu. Jika suatu ketika terjadi kecelakaan dalam latihan, maka itu harus menjadi intropeksi bagi yang bersangkutan.
"Sopo sing tumindak olo bakal ngundang beboyo".
"Sopo sing suci adoh soko beboyo lan pati."
>>>>

Jadi jika terjadi kecelakaan dalam latihan, jangan saling menuding siapa yang bersalah. Masing-masing pihak harus saling mengoreksi diri sendiri.
Selebihnya, kita harus bahu-membahu berupaya meringankan beban penderitaan korban kecelakaan maupun keluarga yang bersangkutan. Dengan menjenguknya dan membantu secara finansial untuk meringankan biaya pengobatan korban. Misalnya menggalang dana dari para warga dan siswa PSHT lainnya.
Kita adalah saudara, dan kita harus terketuk hati untuk membantu saudara kita, siapapun yang benar-benar membutuhkan.

Rahayu...

1 komentar:

  1. https://www.facebook.com/pages/Vote-Bubarkan-PSHT/289126941296862

    BalasHapus

Silakan berkomentar secara bijak

KENAL DIRI BERBUDI LUHUR