Senin, 02 Desember 2013

CATATAN SUNYI PESILAT

Aku menyadari bahwa sekali memasuki dunia persilatan, tak akan lagi mampu keluar tanpa jejak.
Memasuki babak baru dalam kehidupan yang serba keras, namun sangat kompleks sebagai suatu pengalaman yang tak ternilai harganya. Ada perjuangan keras, pengungkapan jati diri, kesatriaan, pertarungan, perselisihan, kedamaian, hingga pada akhirnya sampai pada ranah hakikat kehidupan.

Tak bisa ku bendung kekaguman, laksana serangan seorang pesilat yang bagaikan ombak berkejaran menghantam karang kesombongan.

Ooh, aku terbanting dalam memoriam masa silam. Tentang sebuah kisah yang sarat akan nilai filosofi kehidupan. Imajinasiku berkelana, sesaat ku dengar denting pedang yang memercikkan bunga-bunga api.
Diikuti dengan pukulan tangan kosong dan tendangan tanpa bayangan. Untuk kemudian ku dengar bisik mantra lalu terpecahlah jerit kematian.

Gila, distorsi makna tentang dunia persilatan kian merajalela. Pesilat dianggap kaum terasing yang harus diusir dari tanah nusantara. Dan aku tak peduli, tetap masih ingin duduk bertapa di dalam diri. Hingga turun padaku ilmu tertinggi, KOSONG.

Seperti yang selalu dilakukan oleh mereka yang mencari kesejatian dalam jagad persilatan. Berkelana kesana- kemari demi menemukan sebuah jawaban. Bertanding ilmu dengan para jawara putih maupun hitam. Hingga pada akhirnya, mereka memilih menjadi manusia terhebat, yaitu manusia BIASA, tanpa nama.
Terlepas dari bayang kemahsyuran.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sebuah catatan sunyi di GPM, Jumat, 29 November 2013, Pukul 00:58 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar secara bijak

KENAL DIRI BERBUDI LUHUR